Chit~Chat~

Sunday, October 16, 2011

THE MASK (Part 1)



Author : Sung Je Mi
Genre : Romance, AU Gtw apa lagi ??? #Plakk
Rate : Apa lagi yang ini ???? Tentuin ndiri ya’ #ditimpukin readers
Cast : - Lee Hyukjae : Eunhyuk or The Mask
          - Ryeiko : OCs
          - Lee Donghae : Dean
          - Choi Siwon : Peter
          - Choi Seunghyun : TOP
~HAPPY READING~

        “Bagaimana TOP?” seorang pria dengan wajah sangar bertanya pada seorang lagi yang wajahnya lebih sangar “Bagaimana apanya?” “Apa kau jadi memberikan Ryeiko pada The Mask itu?” “Tentu saja, aku tidak memberikannya tapi lebih tepatnya menjualnya pada The Mask”  “Jadi kau menjualnya?” “Memangnya kenapa?” “Kau memang seorang yang terlatih tidak mempunyai hati” “Hahahaha, itu memang karakterku” “aku tahu itu” “Gadis itu sama sekali tidak berguna, lemah, polos dan tolol” “Hahahahaha kau benar” “Jadi apa rencanamu selanjutnya? Bagaimana kalau dia menolak?” “Itu tidak mungkin. Dia tidak pernah menolak perintahku karena merasa berhutang budi padaku” “Hahahaha, kau memang pintar TOP, Tentu saja Drag” Lalu kedua orang manusia keji itu bersulang penuh kemenangan.
        Sementara itu di sebuah ruangan yang gelap dan sempit ada seorang yeoja yang sedang membaca buku yang sangat tebal, yeoja itu bernama Ryeiko. Dia seorang anak yang dibuang di depan sebuah Club malam milik seorang manusia yang berhati busuk yang dianggap Ryeiko ayahnya itu, dan laki-laki itu bernama TOP. TOP sangat terkenal, dia salah satu Mafia yang licin dan mempunyai daerah kekuasaan yang cukup luas tapi dia hanya bergerak di bidang perdagangan illegal saja. TOP mempunyai anak kandung bernama Peter dia tangguh dan juga mewarisi sifat bejat ayahnya. 
Keesokan harinya...
        “Hey, cepat bangun” “Ada apa mencariku?” “Ayah memanggilmu” “Ada apa tuan memanggilku?” “Dasar yeoja buangan bodoh pula. Jangan banyak bertanya ikuti saja apa perintah ayah” “Baiklah” Peter menarik tangan Ryeiko masuk ke ruangan ayahnya dengan kasar.
        “Ada apa tuan memanggil saya?” tanya Ryeiko sopan. TOP memutar kursinya hingga membuatnya menghadap ke arah kedua anaknya itu. “Hari ini kau akan berangkat ke Jepang” “Ke Jepang tuan?” “Tentu saja” “Kenapa dia ayah? Bukannya kemampuannya dalam seni beladiri maupun kepintarannya itu rendah? Kenapa dia yang kau kirim ke Jepang?” “Diam kau Pet” Peter langsung diam setelah mendapat tatapan mematikan ayahnya itu. “Bagaimana apa kau mau?” “Tentu tuan apa saja akan aku lakuakan untuk tuan” Peter mengerucutkan bibirnya. “Sekarang pergi bersiaplah. Bawa semua barangmu dan kau akan diantar oleh GD” “Baik tuan”
****
Aku benci sifat ayahku yang tidak bisa ditebak ini. Kenapa dia malah mengirim gadis bodoh tadi. Setelah gadis itu pergi ayah menatapku dengan tatapannya yang telah berubah menjadi hangat. “Dia pergi ke Jepang bukan untuk menjalankan sebuah misi. Tetapi, dia telah kujual pada THE MASK” “Apa yang ayah bicarakan? The Mask?” “Seorang Mafia asal Korea yang hampir menguasai seluruh perdagangan legal dan ilegal di Asia” “Ku pikir ayah sudah tidak memikirkanku lagi” “Mana mungkin aku lebih memilihnya di banding kau. Sekarang ini tugasmu” ayah memberikan sebuah amplop cokelat yang sangat tebal yang berisi tugas-tugasku selama satu bulan. Terkadang aku bisa sangat bersyukur menjadi anak seorang mafia tapi aku juga tidak bersyukur menjadi anak seorang mafia karena mempunyai banyak musuh dan tugas yang harus kuselesaikan.
****
        Aku telah sampai di Jepang. Tempat dimana aku ditugaskan atau lebih tepatnya dijual. Aku telah mengetahui tujuan ayah mengirimku ke sini. Sebenarnya aku ini bukan gadis yang lemah hanya saja aku telah berjanji tidak akan menunjukkan kelebihanku di depan orang seperti tuan TOP, walaupun tuan TOP telah aku anggap sebagai ayahku sendiri. Aku terus menarik koperku dan berjalan mengikuti dua pengawal berbadan kekar didepanku. Kangin begitu name tag salahsatu bodyguard itu. Mereka berhenti di sebuah pintu yang ukiran indah. Kangin masuk dan berkata “Pesanan anda sudah datang tuan”  “Bawa masuk” Aku memasuki ruangan yang cukup memukauku. Ruangan ini sangat indah bahkan terlalu indah untuk dijadikan ruangan seorang Mafia di ruangan banyak terdapat lukisan-lukisan yang indah. Seorang Pria yang wajahnya ditutupi oleh topeng duduk diatas kursi yang biasa dipakai oleh tuan TOP jika dikantornya. Dari postur tubuhnya namja ini sepertinya tidak seumuran dengan tuan TOP.
“Kenapa Ryeiko? Apa kau kaget melihatku?” aku melihat namja itu dengan seksama walaupun hasil akhirnya aku tetap tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia memakai topeng “Apa kau tau kalau kau telah dijual oleh orang yang kau anggap ayahmu itu?” “Aku sudah tahu” “Lalu kenapa kau tidak marah?” “Kenapa aku harus marah aku melakuakan ini semua untuk membalas budi” “Wah, aku cukup tersanjung mendengar jawabanmu. Walaupun disini kau tidak akan menjadi Tuan Putri atau semacamnya?” “Hhhmmm, tentu saja”              
“Baiklah disini aku mempunyai peraturan. Pertama kau harus berada disampingku selama kumau, kedua semua kegiatanmu selama satu hari penuh aku yang menentukkan, dan aku bebas menambah peraturan sesuai keinginanku” “Baiklah tuan, perintah tuan adalah perintah tuan TOP” “Bagus” “Duduk”  Dia menatapku dengan tatapan kasihan “Kudengar kau dibuang oleh orang tuamu saat berusia 4 tahun di Club Malam milik TOP ya?” “Iya benar tuan” “Apa kau masih mengingat nama dan wajah orang tuamu?” “Nama ayahku Percy dan ibuku bernama Aurora. Kurasa aku masih mengingat wajah mereka” “Kenapa kau tidak sedih sama sekali ketika mengingat-ingat mereka?” “Karena aku hanya melihat masa depan dan menjadikan masa lalu hanya sebagai pelajaran hidup yang telah berlalu” “Apa kau tidak marah dengan orang tuamu?” “Tidak” “Walaupun mereka membuangmu?” “Iya karena mereka pasti membuangku dengan alasan dan pertimbangan yang sangat sulit”  “Baiklah” “Hari ini aku menghadiri banyak acara dan mungkin selesai sekitar pukul 2 pagi” “Baiklah saya mengerti tuan. Sebelumnya bolehkah saya mengetahui nama tuan?” “Hhhmmm,,, orang-orang mengenalku dengan sebutan The Mask. Kau boleh memanggilku dengan sebutan itu juga kalau kau mau” “Baik tuan, Mask” “Sebelumnya kau harus mengganti bajumu itu. Kurasa itu cukup kuno untuk dipakai sekarang dan rambutmu itu kenapa digelung? Masa’ TOP gak pernah beliin baju sama bawa kamu ke salon sih?” “Aku rasa tidak pernah tuan karena tuan TOP terlalu sibuk untuk mengurusi hal-hal semacam itu” “Oh iya, ya aku lupa kalau dia tidak mempunyai banyak orang seperti aku” aku tersenyum sejenak.
       ****
        Aku dibawa oleh tuan Mask ke salon dan dibelikan banyak baju. Aku rasa aku belum pantas menerima semua ini karena baru sehari aku melihat dan berkenalan dengannya. Selama aku diasuh oleh tuan TOP aku tidak pernah di belikan atau diajak ke salon olehnya. Tuan TOP hanya akan berkata “Kau sudah cantik dan tidak perlu lagi ke salon” Dan kini aku duduk di sebuah kursi dan dibelakangku ada seorang pegawai salon yang sedang menata rambutku. “Nona, rambut anda sudah bagus jadi saya tidak usah saya bentuk lagi” “Ehm baik” Kini pakaian dan penampilanku sudah berubah.
        “Tuan saya sudah selesai” aku menatap mata tuan Mask dan kupikir dia sangat kaget dengan penampilanku ini. “Hhhmm baiklah kalau begitu . Ayo kita berangkat”
****
        Aku melihatnya tersenyum dan bisa kulihat dia mempunyai lesung pipi disamping bibirnya yang tipis. Aku tersadar setelah Handpondku bergetar “Hhhhmm baiklah kalau begitu. Ayo kita berangkat” aku menarik tangannya. “Hey,apa ini benar tempatnya Ngin?” “Tentu tuan, saya sudah mengeceknya” “Baiklah” aku mulai memasuki suatu ruangan yang cukup gelap dan hanya berisi sebuah kursi yang diduduki oleh seorang laki-laki bertubuh kurus kering, rambut cokelat panjang dan sedang menderita penyakit jiwa.
        “Hai !!! apa kau Dean?” setelah menengok dan melihatku, “Arrrrggghhhh” laki-laki itu berteriak-teriak dan mengamuk. Kangin mencoba menangkapnya tetapi Dean terlalu lincah hingga susah ditangkap. “Permisi tuan bolehkah?” tanya Ryeiko pelan “Tentu”. Dia berlari kecil ke arah Dean yang sedang mengamuk.
****
        Aku melihat seorang laki-laki yang wajahnya pucat dan tatapannya kosong. Dipikirannya Cuma ada kejadian-kejadian yang buruk. Aku meminta ijin pada tuan Mask lalu menghampiri laki-laki itu dengan sedikit berlari. Aku memegangi bahunya. “Hai, aku Ryeiko. Salam kenal. Apa kau tidak suka melihatku?” laki-laki itu berhenti berteriak dan mengamuk dia hanya menatap mataku dengan tatapan asing. “Ayah....Ibu....Keluargaku..” Laki-laki itu meremas-remas rambutnya, sambil menangis dan memelukku. “Aku mengerti” aku memberikan ketenangan padanya dan sesaat kemudian dia berhenti menangis.
        “Ryei?” “Iya tuan” “Bawa dia masuk ke dalam mobil” “Baik tuan” aku memapahnya masuk ke dalam mobil tuan Mask. Dalam perjalanan Dean tertidur dan kepalanya bersandar di bahuku. “Psssttt, Ryeiko. Sini!!” aku menyandarkan kepala Dean di kursi dan pindah duduk di samping tuan Mask. “Ada apa tuan?” “Kenapa dia tadi mengamuk? Apa dia tadi tidak suka dengan kedatanganku?” “Saya rasa dia tidak terbiasa dengan tampilan tuan yang memakai topeng dan baju seperti itu” “Baiklah aku mengerti. Duduklah disampingku saja” “Baik tuan”
****
        Dasar TOP pabo masa’ orang seperti Ryeiko dijual. Kalau akau jadi dia. Pasti yeoja ini tidak akan aku jual. Setelah sampai di Apartementku aku segera pergi keluar mobil limunsinku yang tentu saja langkahku ini diikuti oleh Ryeiko. “Tuan” “Apa?” “Hari ini aku akan tidur dimana?” “Kau tidur tepat di sebelah kamarku” “Baik tuan”
Aku telah sampai dikamarku dan telah menyuruh Kangin untuk mengantar dan mengatur kamar Ryeiko. Hari ini cukup melelahkan karena aku menemukan satu orang lagi yang akan kurawat.
        Kalian mungkin bingung akan apa pekerjaanku yang sebenarnya. Aku seorang mafia yang tak akan lepas dari topengku dan suka mencari informasi tentang orang-orang yang membutuhkan suatu, yah boleh dibilang bantuan dan jika orang itu menderita penyakit jiwa seperti Dean maka akan aku rawat dan kebanyakan dari mereka, setelah sembuh akan bekerja denganku walaupun tanpa paksaan dan itu cukup menguntungkanku tak jarang juga aku membeli mereka atau bahkan mereka yang dijual padaku dengan alasan tak berguna dan sebagainya seperti Ryeiko.
****
        Aku terus mengikuti semua kegiatan tuan Mask tapi, selama beberapa bulan ini aku tidak pernah mengetahui nama asli, latar belakang dan wajah tuan Mask karena dia selalu memakai topeng. Topeng yang seakan menutupi semuanya. Topeng yang seakan melindunginya dari segala sesuatu. Topeng yang menyimpan semua tentangnya. Aku telah sampai di apartement setelah mengikuti tuan Mask dan melihat Wookie lari bolak-balik di depan pintu apartement.
        “Ryei...Ryei” “Ada apa Wookie-ah?” “Dean...hosh..hosh.. Dean mengamuk lagi” “Baiklah tunggu sebentar” “Permisi tuan, Dean mengamuk lagi. Bolehkah saya...” “Tentu. Tapi, kau harus segera kembali”
        Aku dan Wookie berlari ke arah ruangan yang dipakai oleh Dean. Aku membuka pintunya dan langsung dihadapkan oleh barang-barang yang berantakan dan Dean yang sedang memeluk lututnya dipojok ruangan sambil menangis. “Ayah... Ibu... Keluargaku” “Dean!! Tenanglah ini aku Ryeiko.. Apa sebenarnya yang membuatmu seperti ini?” walaupun aku sudah tau tentang latarbelakangnya tetapi aku mencoba bertanya agar dia mengeluarkan masalahnya yang kurasa bisa membuatnya lega atau lebih tenang. “Topeng, topeng itu... mengingatkanku... pada keluargaku” dia berkata sambil sesegukan kerena habis menangis. Aku menaikkan dagunya agar dia menatapku  “Aku mengerti, aku juga sama denganmu” “Aku merasakan hidup tanpa keluarga. Tetapi, aku telah melupakannya dan menjadikannya sebagai pelajaran hidup” “Aku juga telah belajar menerima semua itu dan menganggap semua itu sebuah takdir. Bahkan jalan hidupku lebih sulit dibanding jalan hidupmu” Dia mengangguk tanda mengerti lalu mendadak memelukku hingga aku terjungkal kebelakang
Setelah membenahi posisiku aku kembali bertanya padanya “Bagaimana apakah sekarang kau lebih baik?” “Ehm” dia hanya menjawabnya dengan gumaman. “Sekarang aku harus segera pergi. Jika kau merasa tidak tenang atau perasaanmu sedang kacau jangan mengamuk seperti tadi ya” aku menepuk kepalanya pelan lalu berjalan keluar ruangan itu. Aku melihat tuan Mask telah menunggu di depan pintu kamar Dean.
“Kau memang berbakat menjadi seorang psikiater, padahal aku yang seorang psikiater plus koki aja enggak bisa nanganin dia” aku hanya menjawab pujian Wookie dengan sebuah senyuman.
****
        Dia selalu datang disaat aku mengingat kenangan-kenangan buruk masa laluku. Selalu datang membawa nasihat yang dapat membuatku tenang. Tatapan matanya yang memancarkan ketulusan, keteduhan dan kepolosan telah membuatku melupakan semua masa laluku. Perlahan lukaku yang dahulu terbuka lebar menganga dan sangat sakit kini mulai mengering dan perlahan-lahan tertutup.
        Aku hanya ingin dia selalu berada disampingku menggantikan sosok keluarga yang memberiku kasih sayang yang tulus dan memberikanku ketenangan.
****
        “Bagaimana? Apa dia telah sembuh?” “Belum tuan, ia belum sembuh total yang dibutuhkannya hanyalah kasih sayang pengganti. Kalau tuan mau tuan sudah bisa mendekatinya perlahan-lahan dan jika tuan ingin mendekatinya ajaklah orang yang dianggapnya paling berharga” “Baiklah aku mengerti. Terima kasih” “Kalau begitu saya permisi ke dapur dulu tuan” “Hhhmm”.
        Aku melepas topengku untuk sejenak dan memandang wajahku yang bisa dibilang imut #Eunhyuk kepedean, dihakimi Jewel... untuk ukuran seorang mafia. Aku memakai topeng untuk mengingatkanku pada keluargaku yang telah lama meninggal. Aku mengingat bahwa topeng ini kuambil diatas mayat ayahku yang telah tak bernyawa. Dan setelah orang tuaku meninggal, aku dirawat oleh kakekku yang seorang mafia dan aku dijadikan penerusnya dan mendapat julukan The Mask.
        Dan disinilah aku berada aku menguasai hampir seluruh perdagangan legal maupun ilegal di Asia. Hidup dengan dikelilingi oleh harta tapi aku merasakan kekosongan. Aku tak seperti mafia-mafia yang lainnya yang suka bergonta-ganti wanita untuk menutupi kekosongan hati mereka yang rata-rata bernasib sama seperti aku yang kekurangan kasih sayang. Tapi sekarang kekosongan di hatiku ini sudah mulai terisi. Terisi oleh seorang gadis yang ceria, manis, polos tetapi dewasa bahkan lebih dewasa dari pada aku yang notabennya lebih tua darinya.
Samar-samar aku mendengar dentingan piano dan suara yang merdu aku segera memakai topengku kembali. “Siapa yang memainkan piano malam-malam seperti ini?” aku berjalan keluar kamarku dan mengikutiku suara dentingan piano itu. Aku melihat Ryeiko sedang memainkan piano sambil menyanyi dengan mata tertutup.
        Aku ikut duduk disampingnya dan ikut memejaman mataku menikmati dentingan pianonya dan suaranya yang merdu. Tapi, setelah terasa aku duduk disampingnya permainan pianonyapun berhenti. “Kenapa berhenti tidak apa-apa lanjutkan saja aku menyukai permainan piano dan suaramu” aku membuka mataku dan menatap bola matanya yang berwarna biru keabu-abuan itu “Cepat ini perintah” dengan ragu dia kembali memainkan pianonya dan kembali menyanyi. Aku memejamkan mataku kembali sejenak melupakan masalah-masalah yang akhir-akhir ini membebaniku. Dari masalah perdagangan illegal yang hampir tercium oleh polisi hingga pegawaiku yang korupsi
        Setelah lagu itu selesai aku bertanya padanya “Permainan piano dan suaramu bagus” “Terima kasih tuan” “Siapa yang mengajarimu?” “Aku belajar dari ayahku tuan” “Apa kau sedang ada masalah? Lagu yang kau mainkan itu lagu yang sedih sekali” “Tidak tuan saya hanya ingin mengingat ayah saya” “Baiklah, aku mengerti apa kau mau menceritakannya?” “Tidak tuan kurasa pikiranmu belakangan ini cukup banyak dan ceritaku ini hanya akan menambah bebanmu” “Hhmmm kau  benar . Sekarang pergilah tidur karena besok banyak jadwal yang menunggu”
****
        “Ryei..Ryei” “Ayah?” “Iya nak ayah disini. Kau harus mencari mereka nak dan tugasmu sekarang juga bertambah sadarkanlah orang-orang seperti TOP” “Baik ayah aku mengerti” aku terbangun dari mimpi yang merupakan pesan singkat dari ayahku itu. Aku segera bersiap dan mengikuti tuan Mask lagi.
        “Ryei, rapat kali ini kau tunggu di luar saja. Dan kau jangan berbicara pada siapapun sampai aku keluar dari ruangan ini” aku hanya mengangguk. “Permisi, anda bisa menunggu di kantin saja. Menunggu disini membosankan” aku mengingat kata yang diucapkan tuan Mask padaku dan aku akhirnya hanya menjawab tawaran wanita itu dengan gelengan dan menunjuk-nunjuk pintu tempat tuan Mask rapat tetapi wanita itu tidak mengerti aku terus menjawab kata-katanya dengan gelengan, mengibaskan tanganku tanda tidak sambil menunjuk-nunjuk pintu hingga pintu yang aku tunjuk-tunjuk itu terbuka.  
Tiba-tiba aku menangkap suatu pemikiran yang sangat lucu. Spontan aku langsung mengikuti asal pemikiran itu dan ternyata orang yang memikirkan pemikiran lucu tadi adalah Peter. Dan anehnya Peter memakai baju rumah sakit sambil memegangi infusnya. “Hai, lama tidak bertemu. Apa kau masih mengingatku” Dia mendongak dan kulihat wajahnya yang berantakan “Pergilah, aku tidak membutuhkanmu kau hanya akan membuat pikiranku tambah kacau” aku tetap bersikukuh untuk menatap matanya dan dia menangis. “Kau ini aneh masa’ pria berbadan besar, kekar, tangguh, pintar dll menangis?” aku menertawakannya “Aku tidak membutuhkan celotehan bodohmu itu” dia memelototiku “Hahaha, kau menangis karena wanita kan?” Tuan Mask juga mulai angkat bicara “Siapa kau?” “Kenalkan aku The Mask”
****
        Aku melihat kejadian aneh setelah rapat yang membosankan tadi. Aku melihat Ryeiko mengibas-ngibaskan tangannya sambil menunjuk-nunjuk pintu ruangan rapatku dan berhenti saat aku telah keluar ruangan. Setelah tertawa sebentar dia pergi begitu saja. Aku mengikutinya dan kutemukan Peter sedang memeluk tempat infusnya dan duduk di sebuah lorong. Aku baru mendengar bahwa dia baru saja diputuskan oleh pacarnya dengan alasan tidak menyukainya lagi. Sungguh tragis kisahnya.
        Setelah memperkenalkan diriku padanya tangisannya bertambah keras. “KAU!! KARENA KAU AKU MENJADI PUTUS DENGAN PACARKU” dia menunjuk –nunjukku “Aku tidak mengerti apa maksudmu” “Mantan pacarku menyukaimu dan meninggalkanku” “Itu bukan kesalahanku. Itu salah pacarmu sendiri. Kenapa dia menyukaiku?” “Sudahlah tuan bukannya setelah ini kau masih ada rapat lagi?” “Baiklah aku pria sibuk dan tidak mempunyai banyak waktu untuk meladeni laki-laki cengeng macam kau” aku menatap matanya yang berkaca-kaca dan meninggalkannya. “Ryei, apa dia anak TOP?” “Iya tuan memang kenapa?” “Tidak hanya tidak mirip”
****
        Aku mengerucutkan bibirku sambil menunggu didepan ruangan itu. Ada salah satu staff yang menawariku minum. Dan aku hanya menjawabnya dengan anggukan gelengan atau senyuman. Setelah menunggu kurang lebih 1 jam tuan Mask keluar. “Rapat yang membosankan. Ayo” aku mengikuti tuan Mask keluar gedung itu.
        “Hari ini aku akan langsung pulang. Tadi, aku sudah menelfon Sungmin untuk menghendel semua pekerjaanku” “Apa kondisi Dean telah membaik?” “Ya bisa dibilang begitu tetapi dia masih butuh perhatian dan aku juga diperbolehkan untuk menemuinya secara bertahap tapi denganmu” “Baiklah tuan saya mengerti”
        Setelah sampai diapartemen aku dan tuan Mask menghampiri Dean di kamarnya. Dean masih sama seperti dulu dia masih sering menatap jendela dan disampingnya ada Wookie yang berusaha mengalihkan perhatian Dean dengan segala macam trik anehnya. Tapi Dean langsung menengok dan menghampiriku saat aku baru membuka pintu.
****
        Aku melihatnya lagi akhirnya setelah dua hari aku melihatnya lagi. Melihat matanya  yang jarang dimiliki oleh orang Asia dan senyumannya yang khas itu. Aku sangat merindukannya, aku terus memikirkannya dan saat aku melihat senyumannya jantungku seakan hampir meloncat dari tempatnya karena memompa darah dengan cepat saat dia berada di dekatku. Apa aku mencintainya?
        Tapi saat aku melihat siapa yang diabwanya kenangan-kenangan itu kembali muncul. Kenangan yang sangat buruk. “ARRRGGHHH” aku meremas-remas rambutku. “Ryeiko menenangkanku dengan kata-katanya yang menenangkan dan pelukannya yang hangat “Tenanglah Dean. Tuan Mask bukan orang yang jahat. Dia bukan psikopat yang akan membunuhmu atau telah membunuh seluruh keluargamu” perlahan aku mulai tenang aku memandang seorang pria yang memakai topeng dan menutupi separuh wajahnya itu. Dari sorot matanya yang tenang dan teduh aku dapat melihat kasih sayang. Dia duduk di depanku dan mengulurkan tangannya “Salam kenal, namaku Mask” aku menatap tangannya dan dengan ragu membalas uluran tangannya.
        Dia sering mengajakku berinteraksi mengajakku berbicara dan setelah dia banyak mengajakku berbicara memelukku, menceritakan hal-hal yang lucu aku mulai percaya bahwa tidak semua orang yang bertopeng memiliki hati busuk seperti psikopat itu.
****
        Hari ini adalah hari Minggu hari diamana aku bisa berlibur. Aku menari-nari di sebuah ruangan karena hanya dengan menari aku bisa melepas semua rasa stressku. Wookie masuk membawakan camilan dan susu strowberry untukku. “Ini tuan” “Aku tidak mau camilan darimu. Biarkan Ryeiko yang membuat camilan dan jus untukku” “Baik tuan” Wookie meninggalkan ruangan menyepiku ini. Terdengar suara langkah kaki yang ringan dan ternyata langkah kaki itu milik Ryeiko.
        “Ryei, mulai sekarang kau yang menyiapkan semua keperluanku dari bak mandi sampai camilanku setelah menari” “Baik tuan. Camilan dan jus anda akan segera datang” katanya dan segera meninggalkan tempat.
        Tak lama kemudian Ryei kembali dengan membawa nampan berisi camilan dan susu stroberry yang dari penampilannya sangat menggugah selera. Aku segera menghabiskan camilan itu yang ternyata rasanya sangat enak bahkan lebih enak dari masakan Ryeowook.  
        “Ryeiko” “Kenapa tuan?” “Akan kutunjukkan kau sesuatu. Ikuti aku” “Baik tuan” aku menaiki mobil ferrari hitamku dan melajunya setelah Ryeiko masuk ke dalam.
        “Tempat ini sering kukunjungi sewaktu aku kecil” “Wah, pemandanannya indah tuan” “Apa kau suka” dia hanya mengangguk dan berlari meninggalkanku menuju rumput yang sangat hijau. Kami berlarian seperti anak kecil dan berakhir terlentang di atas rumput hijau itu.
****
“Tuan apa kau tidak mencium sesuatu?” “HHhhmmm aku menciumnya juga seperi bau kecut gimana gitu” “Eeee,, maaf tuan apa tadi kau ehhhmmm sudah ehhmm” “ASTAGA!!! AKU BELUM MANDI” aku tertawa melihat kelakuan mafia yang satu ini. Dia tidak terlihat seperti mafia. Tuan Mask lebih terlihat seperti ayah, atau super Hero bagi semua karyawannya yang rata-rata orang yang ditolongnya walaupun aku kira usianya itu tidak lebih tua dari pada Tuan TOP. 
Aku telah sampai di apartement tuan Mask. “Ryei, apa kau telah mempersiapkan bak mandiku?” “Sudah tuan” ‘Ya sudah kau tunggu disini saja setelah ini kita akan bersama-sama ke kamar Dean untuk melihat keadaannya” setelah mengatakan hal itu Tuan Mask masuk ke kamar mandi. Aku berkeliling apartement ini, aku menemukan sebuah tulisan hangeul yang bertuliskan ‘Lee Hyukjae’ apa itu nama asli tuan Mask? Namanya seperti nama pelawak pantas saja dia orang yang lucu dan menyenangkan. “Apa yang kau lihat?” aku kaget melihat tuan Mask telah berpakaian rapi dan berdiri di belakangku “Saya hanya membaca tulisan ini tuan. Apakah nama asli tuan itu Lee Hyukjae?” “Ehmm, itu benar. Ayo” tuan Mask pergi menuju kamar Dean.
****
“Hai, bagaimana keadaanmu?” “Baik” jawabnya masih dengan tatapan kosong memandang ke luar jendela “Apa kau ingin berjalan-jalan?” “Tidak” “Baiklah kalau begitu. Aku membawakan sesuatu untuk dipasang di kamarmu” dia menengok dan terpancar kesenangan di matanya “Laut” “Iya ini lukisan laut. Apa kau menyukainya?” “Hem” katanya mantab dan langsung memeluk lukisan itu.
Aku berjalan ke arah Ryeiko yang tersenyum di ujung ruangan. “Bagaimana? Berhasil bukan?” “Tuan memang hebat” Ryeiko mengacungkan kedua jempolnya dan aku teringat ibu dan ayahku.
“Ayo, sayang menarilah” “Joahae” kata mereka bersamaan ketika aku berhasil menarikan suatu tarian mereka juga mengacungkan jempol mereka sambil tersenyum dan memelukku.
Aku langsung memeluk Ryeiko. Aku kembali merasakan sebuah  kehangatan yang tak pernah aku dapatkan semenjak aku menjadi penerus mafia. Dari kecil aku sangat suka memeluk orang secara spontan seperti ini “Tuan” “Ada apa?” “Aku...Tidak bisa bernafas” aku langsung melepas pelukanku “Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu...” “Tidak apa-apa tuan”
****
Aku melihat mereka, mereka berpelukan, berpelukan di depan mataku. Pria bertopeng itu memeluk Ryeikoku. Dia tidak boleh mendapatkannya. Ryeiko hanya milikku. Tidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku. Hanya aku.
****
“Buah apa yang paling tuan sukai?” “Ehm ada dua” “Apa saja itu?” “Pisang dan strawberry” “Oh, baiklah kalau begitu aku akan sering membuatkan susu buah itu saat minggu pagi” “Iya kau harus membuatnya” “Ryeiko kenapa kau tidak pernah menyanyi lagi?” “Saya sedang tidak ingin saja tuan” “Baiklah sekarang menyanyilah” “Tapi inikan kantor tuan?” “Tidak apa-apa ini kan kantorku, milikku dan tidak akan ada yang berani memarahiku” “Baik tuan” Aku mulai mendengar suara nyanyian Ryeiko yang sangat lembut dan dapat menenangkan dan menambah semangat kerjaku ini. “Aku sangat menyukai suaramu” “Terima kasih tuan”
“Tuan Dean telah sembuh. Apa tuan akan menjadikannya karyawan tuan?” “Itu sih terserah dia” “Oh, jadi tuan tidak pernah memaksa para karyawan tuan untuk bekerja pada tuan?” “Tentu saja tidak mereka rata-rata yang meminta bekerja padaku” “Owh” “Contohnya Kangin, aku bertemu dia saat dia mencuri Handphone dan dompetku tapi aku mengajaknya ke sini ku latih dia bela diri dan sekarang dia malah jadi bodyguardku begitu juga dengan Wookie dan Sungmin mereka kutemukan saat dikejar-kejar preman dan ternyata mereka adalah seorang pengemis yang harus menyetor uang yang mereka dapat untuk seorang preman” “Baiklah saya mengerti tuan” kedua orang itu berbincang tanpa ada yang tau seseorang tengah mengamati mereka dari luar pintu.
****
Aku melihat dia sedang mengobrol dengan mafia itu. Ryei sebenarnya siapa kau ini? Apa benar hasil usutanku ini? Apa kau bukan manusia biasa? Aku harus tahu itu!! Dan mengambilmu dari dia untuk memanfaatkanmu Hahahahhahaha.....
~TBC~
Tungguin yha semoga suka n penasaran sama kelanjutannya :)

1 comment:

  1. part 2 woi !! part 2 ! kasihanilah keponakanmu ini ahjumma !!

    ReplyDelete